Jumat, 25 Februari 2011

PERBEDAAN KARANGAN


PERBEDAAN KARANGAN

1.      LATAR BELAKANG
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai hubungan dengan proses berpikir serta keterampilan ekspresi dalam bentuk tulisan walaupun menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, tetapi dalam proses pembelajaran bahasa tidak mungkin dipisahkan dengan keterampilan berbahasa yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan membaca.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang terpadu, yang ditujukan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Dalam pembahasan ini, saya akan mengangkat topik mengenai karangan dan untuk mengetahui lebih jauh mengenai karangan disini ada beberapa jenis-jenis karangan dan juga pengertiannya.
Mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan paragraf (alenia) untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan.
Karangan terbagi menjadi 2 macam yaitu karangan berdasarkan penyajiannya dan karangan berdasarkan jenisnya.
Karangan berdasarkan penyajiannya ;
1.      Karangan narasi
2.      Karangan argumentasi
3.      Karangan eksposisi
4.      Karangan persuasi
Karangan berdasarkan jenisnya :
1.      Karangan Ilmiah
2.      Karangan Semi Ilmiah
3.      Karangan Non Ilmiah


2.      PERMASALAHAN

Apakah perbedaan karangan dari ilmiah, semi ilmiah, dan non ilmiah ?


3.      PEMBAHASAN

Karangan merupakan suatu kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa suatu pernyataan-pernyataan berupa fakta, kesimpulan-kesimpulan yang diambil dari sebuah fakta, dan juga merupakan suatu pengetahuan. Ada 2 macam karangan yaitu karangan berdasarkan penyajian dan karangan berdasarkan jenisnya.
A.    Karangan berdasarkan penyajiannya :
1.       Karangan narasi
2.       Karangan argumentasi
3.       Karangan eksposisi
4.       Karangan persuasi
B.     Karangan berdasarkan jenisnya :
1.      Karangan ilmiah
2.      Karangan semi ilmiah
3.      Karangan non ilmiah

A.    Karangan berdasarkan penyajiannya :
1.      Karangan Narasi
Menceritakan suatu peristiwa /kejadian, ada tokoh alur dan suasana.
Contoh : Cinta tahu bahwa Agung membutuhkan pertolongan seseorang. Andre masih menimbang-nimbang haruskah aku menolongnya? Bagaimana dengan Ibunya? Masih mengiang-ngiang ditelinganya saat Bu Ardan (Ibu Agung) melarang dan mengusirnya supaya tidak bermain lagi dengan anaknya, Agung.Untunglah, keluarga Andre segera pindah rumah.

2.      Karangan argumentasi
Pendapat atau ide untuk membuktikan kebenaran, adanya kesimpulan.
Contoh : memelihara ayam itu sangat mudah bukti bahwa memelihara ayam itu mudah dapat dilihar dengan menjamurnya peternakan ayam dibeberapa daerah banyak orang yang berhasil dalam beternak ayam. Memelihara ayam tidak banyak gangguan berarti. Adapun munculnya beberapa penyakit atau gangguan kecil lainnya, anggaplah sebagai variasi untuk usaha peternakan ayam ke arah yang lebih maju.

3.      Karangan eksposisi
Memaparkan atau merinci informasi data dan fakta diakhir paragraf penegasan
Contoh : kebutuhan benih padi bersertifikat label biru secara nasional makin tahun makin meningkat. Benih padi bersertifikat label biru yang mempunyai daya saing yang tinggi terhadap jenis benih lain. Panen padi sebagai hasil dan benih padi bersertifikat label biru itu meningkat sampai 9,57% dari pada benih yang tidak bersertifikat label biru.

4.      Karangan persuasi
Mengajak dan mempengaruhi pembaca.
Contoh : disiplin adalah salah satu faktor penunjang yang paling pokok dalam mencapai keteraturan hidup. Buatlah jadwal kegiatan setiap harinya. Taatilah semua jadwal yang telah disusun. Kita ambil contoh misalnya, bangun tidur pukul berapa, berangkat sekolah pukul berapa, tidur siang pukul berapa, dan jangan lupa waktu main pun harus ada. Kita memang perlu rileks sekedar mengurangi stress.

B.    Karangan berdasarkanjenisnya :
a.      Karangan Ilmiah
Karya Ilmiah merupakan suatu karangan ilmu pengetahuan yangg membuat fakta umum yang ditulis sesuai metodologi dan penulisan yang benar sesuai kaidah yang ada.
Ciri-ciri karangan ilmiah diantaranya :
~ Sistematis.
~ Objektif.
~ Cermat, tepat dan benar.
~ Tidak persuasif.
~ Tidak argumentatif.
~ Tidak emotif.
~ Tidak mengejar keuntungan sendiri.
~ Tidak melebih lebihkan sesuatu.
Contoh dari karangan ilmiah seperti makalah, usulan penelitian atau proposal.

Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
a.      Makalah
Karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
b.      Kertas kerja
Makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
c.      Skripsi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
d.      Tesis
Karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
e.      Disertasi
Karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.


b.      Karangan semi ilmiah
Karangan semi ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan di tulis sesuai metodologi penulisan yg benar. Ciri-ciri karangan ini diantaranya :
~ Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
~ Fakta yang di simpulkan subyektif.
~ Gaya bahasa formal dan populer.
~ Mementingkan diri penulis.
~ Melebih lebihkan sesuatu.
~ Usulan bersifat argumentatif.
~ Bersifat persuasif.
Contoh dari karangan semi ilmiah diantaranya adalah artikel, editorial, opini, tips dan juga resensi buku.


c.      Karangan non ilmiah
Karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengamatan dalam kehidupan sehari hari. Ciri-cirinya antara lain :
~ Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
~ Fakta yg disimpulkan bersifat subyektif.
~ Gaya bahasa konotatif da populer.
~ Tidak memuat hipotesis.
~ Penyajian dibarengi dengan sejarah.
~ Bersifat imajinatif.
~ Situasi di dramatisir.
~ Bersifat persuasif.
Contoh karangan non ilmiah diantaranya : dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.


4. KESIMPULAN
            Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa bentuk karangan yang dapat diambil sebagai rujukan dalam menulis sebuah karangan. Dari berbagai bentuk karangan yang ada, terdapat juga macam-macam, jenis-jenis dan ciri-ciri karangan.
            Dalam menulis karangan juga harus memperhatikan tema yang akan di pakai agar penulis karangan tidak keluar dari pembahasan.



5.      DAFTAR PUSTAKA




Tugas Softkill Bahasa Indonesia
Nama   : Puji Rahayu Ningsih
NPM   : 10208963
Kelas   : 3ea10

PENALARAN

PENALARAN



1. LATAR BELAKANG MASALAH

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.


2. PERUMUSAN MASALAH
1. apakah proses berpikir dapat mempengaruhi penalaran?
2. apa perbedaan antara penalaran deduksi dengan penalaran induksi?


3. PEMBAHASAN

Metode dalam menalar

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.


Metode induktif
• Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
• Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
• Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Aspek dari penalaran induktif adalah analogi dan generalisasi. Menurut Jacob (dalam Shofiah, 2007 :15), hal ini berdasarkan bahwa penalaran induktif terbagi menjadi dua macam, yaitu generalisasi dan analogi.
• Analogi adalah proses penyimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Analogi dapat juga dikatakan sebagai proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya, kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
• Generalisasi adalah penarikan kesimpulan umum dari data atau fakta-fakta yang diberikan atau yang ada. Hipotesa berasal dari bahasa Yunani: hypo= di bawah;thesis = pendirian, pendapat yang ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Dalam berfikir sehari-hari, orang menyebutnya anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesa juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu.
• Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
• Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
• Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Bagian ini membutuhkan pengembangan


Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.


Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
• Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
• Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

4. KESIMPULAN
Berdasarkan isi yang telah diuraikan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
• Penalaran adalah suatu proes berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian. Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran.
• Berpikir adalah kegiatan penalaran mengekpresikan pengalaman dengan maksud tertentu.
• Penalaran adalah proses berpikir logis yang menganut logika tertentu. Untuk dapat menarik konklusi yang tepat,diperlukan kemampuan menalar. Kemampuan menalar adalah kemampuan untuk menarik konklusi yang tepat dari bukti-bukti yang ada, dan menurut aturan-aturan tertentu. Penalaran hanya terkait dengan kegiatan berpikir sadar dan aktif, dan mempunyai karakteristik tertentu untuk menemukan kebenaran.
• Berfikir dan bernalar harus benar untuk mendapatkan kesimpulan yang absah
• Penalaran Deduksi berpangkal dari suatu pendapat umum berupa teori, hukum, atau kaedah dalam menyusun suatu penjelasan tentang suatukejadian khusus, atau dalam menarik kesimpulan
• Penalaran induksi pada fakta empirik untuk menyusun suatu penjelasan umum, teori, atau kaedah yang berlaku umum.

5. DAFTAR PUSTAKA
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/wacana/173-penalaran.html

E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran

Tugas Softkill Bahasa Indonesia
Nama : Puji Rahayu Ningsih
NPM : 10208963
Kelas : 3ea10