Senin, 06 Juni 2011

Resensi

Resensi


1. Latar Belakang
Menulis resensi pada dasarnya sama dengan menulis karya ilmiah seperti artikel, opini, feature. Berbagai macam bentuk penulisan bisa diterapkan. Yang sering kita lihat di media massa biasanya berbentuk artikel yang panjangnya kira-kira antara 5000 sampai 8000 karakter. Ada yang juga yang berbentuk ulasan naratif feature karakternya lebih panjang dari ukuran dari 8000 karakter.
Minimal ada tiga jenis resensi, yaitu  
1.     Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
2.     Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3.     Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Tentu saja ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.
Beragam jenis buku tentu menjadi persoalan tersendiri. Karya ilmiah semacam tesis, skripsi, disertai akan berbeda dengan buku novel. Begitu juga metode penulisan tidak akan sama saat kita praktekkan.

2. Permasalahan
Apa pengertian resensi?
Bagaimana sistematika penulisan resensi yang baik?

3. Pembahasan
Pengertian Resensi
Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan resensi sebagai ”Pertimbangan atau pembicaraan buku, ulasan buku.” (Surayin, 2001 : 495).
Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf, 2001 : 274). Dari pengertian tersebut muncul istilah lain dari kata resensi yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan buku. Intinya membahas tentang isi sebuah buku baik berupa fiksi maupun nonfiksi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
Mengemukakan tujuan penulisan resensi yang meliputi lima tujuan antara lain:
a.    Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b.    Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c.     Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d.    Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit seperti: siapa pengarangnya, mengapa ia menulis buku itu, bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama, dan bagaimana hubungannya dengan buku sejenis karya pengarang lain?
e.    Mengetahui kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi
f.      Bagi penulis buku yang diresensi, informasi atas buku yang diulas bisa sebagai masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan selanjutnya

Sistematika Resensi
Sistematika resensi atau bagian-bagian resensi dikenal juga dengan istilah unsur resensi. Unsur yang membangun sebuah resensi menurut Samad (1997 : 7-8) adalah sebagai berikut: (1) judul resensi; (2) Identitas buku; (3) pembukaan; (4) tubuh resensi; dan (5) penutup. Penjelasan tentang bagian-bagian tersebut penulis kemukakan berikut ini.
a.    Judul Resensi
Judul resensi harus menggambarkan isi resensi. Penulisan judul resensi harus jelas, singkat, dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran. Judul resensi juga harus menarik sehingga menimbulkan minat membaca bagi calon pembaca. Sebab awal keinginan membaca seseorang didahului dengan melihat judul tulisan. Jika judulnya menarik maka orang akan membaca tulisannya. Sebaliknya, jika judul tidak menarik maka tidak akan dibaca. Namun perlu diingat bahwa judul yang menarik pun harus sesuai dengan isinya. Artinya, jangan sampai hanya menulis judulnya saja yang menarik, sedangkan isi tulisannya tidak sesuai, maka tentu saja hal ini akan mengecewakan pembaca.

b.    Identitas Buku
Secara umum ada dua cara penulisan data buku yang biasa ditemukan dalam penulisan resensi di media cetak antara lain:

·      Judul buku, pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar), penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.
·      Pengarang (editor, penyunting, penerjemah, atau kata pengantar, penerbit, tahun terbit, tebal buku, dan harga buku.

c.     Pendahuluan
Bagian pendahuluan dapat dimulai dengan memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya, atau prestasinya. Ada juga resensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi buku novel tersebut. Dapat pula diberikan berupa sinopsis novel tersebut.

d.    Tubuh Resensi
Pada bagian tubuh resensi ini penulis resensi (peresensi) boleh mengawali dengan sinopsis novel. Biasanya yang dikemukakan pokok isi novel secara ringkas. Tujuan penulisan sinopsis pada bagian ini adalah untuk memberi gambaran secara global tentang apa yang ingin disampaikan dalam tubuh resensi. Jika sinopsisnya telah diperkenalkan peresensi selanjutnya mengemukakan kelebihan dan kekurangan isi novel tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang—tergantung kepada kepekaan peresensi.

e.    Penutup
Bagian akhir resensi biasanya diakhiri dengan sasaran yang dituju oleh buku itu. Kemudian diberikan penjelasan juga apakah memang buku itu cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh pengarang atau tidak. Berikan pula alasan-alasan yang logis.


Contoh Resensi Novel

Judul Terjemahan: Lily dan Tanaman Misterius
Penulis: Kirsten Larsen
Penerjemah: Vina Damajanti
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 112 halaman
Cetakan: II, April 2007

Skor: 8

Secara fisik, buku yang termasuk Seri Disney Fairies ini sungguhcantik. Sampul depannya berkilau, bagian dalam dihiasi ilustrasiberwarna semarak, hurufnya besar-besar. Cerita yang diangkat pun terbilang jarang.

Lily adalah seorang peri-bakat-kebun di Pixie Hollow. Ia menghabiskan waktu setiap hari bersama tanaman-tanamannya, ditemani seekor lebah bernama Bumble. Sesekali kebun Lily dikunjungi oleh Iris, peri yang tengah menulis buku. Iris tidak disukai peri-peri lain, bahkan dicemoohkan karena merupakan peri-bakat-kebun yang tidak memiliki kebun sendiri. Tetapi Irislah yang bersemangat membantu Lily menanam sebuah benih yang ditemukannya dalam hutan, meski mereka sama-asma tidak tahu tanaman apa yang akan tumbuh dari benih tersebut.

Cerita bergulir mengundang rasa ingin tahu pembaca, sementara halaman demi halaman mengetengahkan kecintaan Iris dan Lily pada tumbuh-tumbuhan. Mereka dikisahkan merawat tanaman dengan sangat baik, bahkan mengajaknya berbicara agar pertumbuhannya pesat. Pohon misterius yang kemudian menggemparkan seluruh Pixie Hollow itu kemudian mendekatkan Iris dan Lily. Keduanya mempertahankan si pohon tatkala peri-peri lain menghadap Ratu Ree untuk meminta perintah penebangan.
Bottom of Form

Pembaca diajarkan banyak hal soal tumbuhan, meski jenisnya fiktif.
Juga mengenai pentingnya persahabatan, baik dengan sesama manusia (dalam hal ini 'peri') maupun tanaman. Kisah menarik ini ditutup dengan kejutan yang cocok untuk pembaca anak-anak, namun alurnya pun tak terlalu lambat sehingga dapat dikonsumsi pembaca dewasa.

4. Kesimpulan
Untuk meresensi novel terlebih dahulu kita harus memahami unsur-unsur pembangun novel. Unsur pembangun novel tersebut antara lain sebagai berikut: latar, perwatakan, cerita, alur, dan tema. Latar biasanya mencakup lingkungan geografis, dimana cerita tersebut berlangsung. Latar juga dapat dikaitkan dengan segi sosial, sejarah, bahkan lingkungan politik dan waktu. Perwatakan artinya gambaran perilaku tokoh yang terdapat dalam novel.

5. Daftar Pustaka

E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.
resensi novel blogspot


Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Nama : Puji Rahayu Ningsih
NPM : 10208963
Kelas : 3EA10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar